Gagasan dasar
rancangan lambang ASEAN adalah tanaman padi, nasi adalah makanan pokok
kebanyakan rakyat Asia Tenggara dan tanaman padi mungkin adalah tanaman
terpenting bagi masyarakat Asia Tenggara.
Sepanjang
sejarahnya, padi senantiasa dikaitkan dengan kemakmuran, kecukupan pangan, dan
kekayaan. Hal ini jelas sesuai dengan impian para bapak pendiri ASEAN yang
mengidamkan Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai dan makmur. Lambang saat
ini berasal dari lambang ASEAN terdahulu, yang juga menampilkan himpunan padi
yang terikat yang melambangkan persatuan.
Perbedaannya
lambang lama hanya terdiri atas enam batang padi yang mewakili lima negara
pendiri ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand), ditambah
dengan Brunei (mulai bergabung pada 8 Januari 1984). Warna latar lambang lama
adalah putih. Tulisan "asean" diletakkan di bawah batang padi dengan
latar lingkaran kuning terang dilingkari cincin cyan (biru muda). Baik tulisan
"asean" maupun garis tepi lingkaran berwarna cyan, sementara batang
padi berwarna coklat keemasan.
Setelah
bertambahnya keanggotaan ASEAN dengan masuknya Vietnam sebagai anggota pada
tanggal 28 Juli 1995, didorong dengan wawasan ASEAN lengkap yang terdiri atas
sepuluh negara Asia Tenggara, terdapat usulan untuk memperbarui lambang ASEAN;
menambahkan batang padi untuk membentuk sepuluh batang padi.
Tiga negara
sisanya; Laos, Birma, dan Kamboja dijadwalkan bergabung pada bulan Juli 1997,
untuk merayakan peristiwa bersejarah ini maka lambang baru ASEAN dirancang. Laos
dan Birma (Myanmar) bergabung dengan ASEAN pada tanggal 23 Juli 1997, sedangkan
Kamboja menunda keanggotaannya karena tengah dilanda masalah politik dalam
negeri, dan baru bergabung dua tahun kemudian pada tanggal 30 April 1999.
Meskipun saat itu Kamboja belum bergabung, lambang baru ASEAN yang terdiri atas
sepuluh batang padi tetap diresmikan pada bulan Juli 1997.
Sumber : http://id.wikipedia.org/
Kumpulan sejarah dunia dapat dibaca disini